MAGETAN - Suarajatim.net Menanggapi pemberitaan yang beredar terkait dugaan pungutan liar (pungli) dalam pelaksanaan kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) SMAN 1 Kawedanan, pihak sekolah memberikan klarifikasi resmi. Melalui pernyataannya, sekolah menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.kamis(9/10/2025).
Kepala Sekolah SMAN 1 Kawedanan, Dasar Darminto, S.Pd,M.pd. melalui Humas sekolah, Masning Suaidah, M.Pd, menjelaskan bahwa seluruh rangkaian kegiatan HUT dilaksanakan secara mandiri oleh siswa tanpa ada pungutan dari pihak sekolah kepada orang tua maupun wali murid.
“Tidak ada pungutan liar seperti yang diberitakan. Kegiatan HUT ini murni merupakan inisiatif dan kreasi siswa-siswi SMAN 1 Kawedanan. Semua berjalan atas dasar kebersamaan dan semangat kekeluargaan di lingkungan sekolah,” ujar Masning Suaidah.
Lebih lanjut dijelaskan, seluruh rangkaian kegiatan HUT dikelola langsung oleh siswa melalui panitia internal. Dana yang digunakan berasal dari inisiatif dan partisipasi sukarela siswa, serta dikelola secara transparan untuk mendukung berbagai kegiatan seni, budaya, dan kreativitas yang ditampilkan selama perayaan berlangsung.
“Anak-anak ingin memeriahkan ulang tahun sekolah dengan kegiatan positif. Mereka menampilkan seni karawitan, dalang, dan sinden, semuanya murni hasil kreativitas siswa tanpa campur tangan pungutan pihak sekolah,” tambahnya.
Menanggapi isu yang menyebutkan bahwa siswa yang tidak ikut iuran tidak akan mendapatkan kartu ulangan, pihak sekolah dengan tegas membantah hal tersebut.
“Itu sama sekali tidak benar. Tidak ada sanksi atau perlakuan berbeda bagi siswa yang tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan. Semua siswa tetap memiliki hak yang sama dalam proses belajar dan evaluasi akademik,” tegas Masning.
Melalui klarifikasi ini, pihak SMAN 1 Kawedanan berharap masyarakat, khususnya orang tua dan wali murid, dapat memahami duduk perkara yang sebenarnya. Sekolah juga mengimbau agar semua pihak lebih berhati-hati dalam menerima informasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di lingkungan pendidikan.
“Kami berharap klarifikasi ini dapat meluruskan informasi yang simpang siur dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sekolah,” pungkas Masning Suaidah.(Hst).