Sidoarjo, – SUARAJATIM.net
Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas) Pemuda Kelas IIA Madiun kembali menunjukkan komitmennya dalam pembinaan
warga binaan melalui kegiatan kepramukaan. Dalam malam pagelaran seni
Perkemahan Satya Dharma Bhakti yang digelar di Lapas Kelas I Surabaya, Senin
(21/7), penampilan warga binaan Lapas Pemuda Madiun menjadi sorotan utama dan
berhasil mencuri perhatian seluruh peserta.
Kegiatan dimulai sejak sore
hari di lapangan terbuka Lapas Surabaya, di mana seluruh peserta perkemahan
berkumpul untuk mengikuti pembukaan rangkaian acara. Semangat kebersamaan dan
antusiasme tampak mengisi setiap sudut kegiatan. Memasuki malam hari, acara
dilanjutkan di Aula Lapas Surabaya, yang menjadi panggung utama pentas seni
para WBP dari berbagai lapas se-Jawa Timur.
Dalam momen puncak tersebut,
lima WBP aktif binaan kepramukaan dari Lapas Pemuda Madiun yang tergabung dalam
satuan PRASDAUN (Pramuka Lapas Pemuda Madiun) menampilkan pertunjukan bertema
"Messenger of Peace". Penampilan ini menjadi salah satu yang paling
memukau malam itu, menampilkan kombinasi ketangkasan bela diri pencak silat,
keterampilan menggunakan senjata tradisional, serta lantunan Tilawatil Quran
yang menyentuh hati.
Lebih dari sekadar hiburan,
pertunjukan mereka membawa pesan kuat tentang perdamaian, spiritualitas, dan
perubahan diri. Sorak tepuk tangan dan apresiasi dari para penonton menandakan
betapa penampilan ini meninggalkan kesan mendalam.
Kepala Lapas Pemuda Madiun,
Wahyu Susetyo, mengungkapkan rasa bangganya terhadap semangat dan dedikasi para
WBP binaannya. “Apa yang ditampilkan malam ini adalah buah dari proses
pembinaan yang berkesinambungan. Mereka tidak hanya belajar keterampilan,
tetapi juga menanamkan nilai moral, kedisiplinan, dan semangat untuk menjadi
pribadi yang lebih baik,” ujar Wahyu.
Penampilan Lapas Pemuda
Madiun dalam ajang ini menunjukkan bahwa pembinaan melalui kegiatan kepramukaan
mampu membentuk karakter dan membangkitkan potensi yang ada dalam diri warga
binaan. Lebih dari itu, ini menjadi bukti bahwa tembok dan jeruji bukan
penghalang untuk terus bermimpi dan berkarya.
Dengan tampil sebagai
sorotan utama, Lapas Pemuda Madiun berhasil membuktikan bahwa transformasi
positif bisa dimulai dari dalam lapas — dan bahwa setiap warga binaan memiliki
kesempatan untuk bangkit, berproses, dan kembali ke masyarakat dengan wajah
baru. (YAHYA)