MAGETAN –Suarajatim.net Di tengah derasnya arus globalisasi yang menggerus akar budaya lokal, masyarakat Desa Simbatan, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, menunjukkan keteguhan sikap dengan kembali menggelar ritual adat Bersih Desa. Bertempat di Petirtaan Dewi Sri, kegiatan sakral ini menjadi simbol perlawanan terhadap lupa akan jati diri budaya Jawa.
Kepala Desa Simbatan, Dr. Nur Hidayat Cahyono, ST, MMT, menegaskan pentingnya pelestarian budaya bukan sekadar menjadi wacana, tetapi perlu ditumbuhkan lewat aksi kolektif di tengah masyarakat.
"Menjaga budaya Jawa bukan tanggung jawab individu, tapi tugas bersama. Lewat kegiatan seperti ini, kami berharap generasi muda tidak hanya tahu, tapi juga bangga akan warisan leluhurnya," ujarnya.
Ritual adat yang digelar berlangsung dengan khidmat, namun penuh semangat kebersamaan. Prosesi bersih desa diwarnai dengan suguhan seni tradisional seperti tayuban dan karawitan, yang dimainkan warga secara swadaya. Tanpa sekat usia maupun status, seluruh elemen masyarakat terlibat aktif, menandakan kuatnya semangat gotong royong.
Tradisi ini tidak hanya dimaknai sebagai peristiwa budaya, melainkan juga sebagai ruang edukasi lintas generasi. Pemerintah desa berkomitmen menjadikan agenda tahunan ini sebagai benteng pelindung budaya Jawa agar tetap hidup di tengah perubahan zaman.(Hst).