Lapas
Pemuda Madiun Tuntaskan Skrining TB Massal Melalui Pemeriksaan Rontgen Dada
Madiun,
– SUARAJATIM.net
Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) Pemuda Kelas IIA Madiun menyelenggarakan kegiatan Active
Case Finding (ACF) melalui pemeriksaan Chest X-Ray (CXR) atau rontgen dada yang
berlangsung sejak Senin (20/10) dan berakhir pada Kamis (23/10).
Kegiatan
yang dimulai pukul 08.00 WIB hingga selesai ini merupakan hari terakhir
pelaksanaan skrining Tuberkulosis (TB) massal dengan sasaran 143 orang warga
binaan pemasyarakatan (WBP).
Program
ACF ini terselenggara atas kerja sama antara Lapas Pemuda Madiun dengan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kota Madiun, Puskesmas Ngegong,
serta PT Cito Putra Utama sebagai pelaksana pemeriksaan radiologi.
Pelaksanaan
skrining TB ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Dirwatkeshab
Ditjenpas Kemenimipas RI Nomor PAS.06-PK.07.03-442 tentang Penemuan Kasus
Tuberkulosis melalui Rontgen Dada di 532 Rutan, LPAS, Lapas, dan LPKA pada 33
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tahun 2025.
Selama
empat hari pelaksanaan kegiatan, seluruh warga binaan yang menjadi sasaran
menjalani pemeriksaan rontgen dada. Dari hasil skrining di hari terakhir
terhadap 143 orang, sebanyak 13 warga binaan teridentifikasi sebagai terduga TB
paru dan akan segera ditindaklanjuti dengan pemeriksaan dahak untuk memastikan
diagnosis.
Kepala
Lapas Pemuda Madiun, Wahyu Susetyo, menyampaikan apresiasinya terhadap seluruh
pihak yang mendukung pelaksanaan kegiatan.
“Kegiatan
skrining ini merupakan upaya nyata kami dalam mendukung program nasional
eliminasi TB. Terima kasih kepada Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kota Madiun, Puskesmas Ngegong, dan PT Cito Putra Utama atas kerja samanya.
Deteksi dini ini penting agar WBP yang sakit dapat segera mendapat penanganan,”
ujar Wahyu.
Sementara
itu, dokter dari PT Cito Putra Utama, dr. Rizki Gatot Febrian, menjelaskan
pentingnya pemeriksaan rontgen dalam mendeteksi TB secara dini.
“Pemeriksaan
Chest X-Ray membantu menemukan indikasi infeksi TB pada paru-paru meski belum
muncul gejala berat. Langkah ini penting untuk mencegah penyebaran lebih luas,
terutama di lingkungan tertutup seperti Lapas,” jelas dr. Rizki.
Melalui
kegiatan ini, diharapkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
Tuberkulosis di lingkungan pemasyarakatan dapat berjalan lebih efektif serta
meningkatkan derajat kesehatan warga binaan di Lapas Pemuda Madiun. (YAHYA)



%20(50%20x%2050%20cm).jpg)