Magetan – Suarajatim.net Pawai Budaya dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia di Kabupaten Magetan berlangsung meriah dengan mengusung tema besar “Magetan Gemah Ripah Loh Jinawi, Indonesia Hanjayeng Mukti”. Salah satu peserta yang menyita perhatian adalah SMP Negeri 3 Magetan, yang menghadirkan konsep kearifan lokal melalui tema “Tirta Suci Dewi Sri – Sendang Mbeji Simbatan."
Plt Kepala SMPN 3 Magetan, Anik Rofaida Lestari, M.Pd., menjelaskan bahwa tema ini dipilih bukan sekadar untuk menambah semarak pawai, melainkan juga sebagai media pembelajaran budaya bagi siswa.
“Kami ingin anak-anak mengenal kearifan lokal, menghargai alam, dan memahami makna syukur melalui tradisi. Budaya lokal adalah warisan yang sangat berharga, dan pawai ini bukan hanya hiburan, tetapi juga pendidikan karakter,” ungkapnya.
Sendang Mbeji di Desa Simbatan, Kecamatan Nguntoronadi, yang diangkat dalam pawai ini memiliki nilai historis dan religius yang kuat. Sendang tersebut diyakini sakral karena memancarkan air dari patung Dewi Sri, lengkap dengan keunikan adanya ikan gabus yang dipercaya bisa bergerak mengikuti alunan gamelan saat ritual digelar. Bagi masyarakat, Dewi Sri merupakan lambang kesuburan, penjaga padi, dan sumber kemakmuran. Tradisi tahunan Sukur Bumi melalui Festival Dewi Sri menjadi wujud syukur warga atas hasil panen yang melimpah,"Jelasnya.
Dalam pawai ini siswa-siswi SMPN 3 Magetan tampil anggun dengan busana adat dan ornamen khas pertanian. Mereka menampilkan tarian kreasi yang menggambarkan harmoni manusia dengan alam, air, dan tanah. Atraksi tersebut semakin hidup dengan arak-arakan properti menyerupai pancuran tirta, yang melambangkan kesucian sumber kehidupan.
Antusiasme masyarakat terlihat tinggi sepanjang jalur pawai. Sorak-sorai penonton dan tepuk tangan meriah mengiringi rombongan SMPN 3 Magetan, yang mampu memadukan edukasi, seni, dan nilai tradisi dalam satu penampilan. Kehadiran mereka menambah nuansa sakral sekaligus semarak dalam rangkaian acara budaya.
Anik menegaskan, keikutsertaan sekolahnya dalam pawai ini diharapkan mampu menumbuhkan kebanggaan siswa terhadap identitas budaya daerah. “Mereka tidak hanya membaca budaya di buku, tetapi merasakan dan menghayatinya langsung. Harapannya, generasi muda tetap menjaga kelestarian tradisi serta bangga menjadi bagian dari masyarakat Magetan,” pungkasnya.(Hst)